Skip to main content

Review Film Paws of Fury : The Legend of Hank



Bercita-cita ingin menjadi seperti pahlawan yang pernah menyelamatkannya saat dibully oleh anjing lain, Hank berusaha untuk menjadi seorang Samurai.
Perjalanannya dimulai saat dibebaskan dari penjara untuk menjadi Samurai di Desa Kakamucho. Pemilihan Hank sebagai Samurai ini awalnya hanyalah sebuah jebakan untuk melancarkan rencana Ika Chu yang ingin meratakan Desa Kakamucho dan membuat semua penghuninya mengungsi dari tempat itu.
Ika Mucho yang menganggap itu adalah salah satu tempat yang mengganggu pemandangannya saat menyambut Shogun di Istana barunya.

Kejutan pertama yang didapatkan oleh Hank saat masuk ke Kakamucho adalah penolakan warganya (yang isinya kucing semua) terhadap anjing. Iya, Hank ini anjing. Dan anjing dilarang masuk ke dalam Kakamucho.

Rencana Ika Chu mengirim Hank sebagai Samurai di Kakamucho adalah karena ingin memanfaatkan hal itu. Jika warga desa Kakamucho itu membunuh Hank, maka secara hukum, Ika Chu bisa membubarkan penghuni warga Kakamucho dengan menangkap seluruh warganya.
Karena hukumnya adalah larangan untuk membunuh Samurai.

Di Kakamucho, Hank bertemu dengan Jimbo. Kucing pemabuk yang penyendiri tapi ternyata merupakan mantan Samurai. Mengingat tidak ada riwayat seekor anjing bisa menjadi Samurai, awalnya Jimbo tidak ingin melatih Hank. Sampai akhirnya dibuatlah perjanjian mengenai pelatihan yang diinginkan oleh Hank.

Yang seru dari film ini? Masih bisa ngelihat kelakuan anjing sama kucing in their nature. That would dog and cat do. At least most of them did that. Makanya menghibur banget buat yang suka kucing dan anjing.

Film yang penuh bulu!



 

Comments

Popular posts from this blog

Review Film Tumbal Kanjeng Iblis: Film Horor Yang Ngeselin

Ini film horor teraneh yang pernah gue tonton. Karena yang terjadi setelah nonton film ini adalah gue bukannya takut atau merinding membayangkan setan atau jalan ceritanya, tapi justru kesal dengan yang dilakukan oleh Tia. Gue sangat kesal sama Tia (Sheryl Sheinafia) di film ini. Antara terlalu polos atau goblok, you can choose both if you already watch the movie. Keinginan kuatnya untuk mencari kakaknya yang hilang dua tahun lalu saat kuliah mengantarkannya kepada Kosan Ibu Rosa (Putri Ayudya) dan Pak Jefri (Miller Khan). Kosan dengan kamar luas dan fasilitas lumayan lengkap, tapi per bulan cuma bayar 250rb. Enggak mencurigakan banget sih sebenarnya kalau soal harga, terlebih itu diset di area Jawa Tengah. Yang membuat gue kurang nyaman ketika menonton film ini adalah plot cerita dengan twist yang seperti dipaksakan dan apasih banget pada akhirnya.  Pengenalan karakternya pun terasa sangat canggung. Mungkin yang sedang dicoba untuk diciptakan adalah kejutan demi kejutan akan hadir...

Review Film M.F.A : Balas Dendam untuk Pelaku Pemerkosaan

Have sex without consent is a rape. Nonton film ini mengingatkan gue sama Jessica Jones. Cuma gak ada kekuatan super aja. Film ini menceritakan tentang mahasiswi seni yang bertemu dengan lelaki idamannya di kelas melukis. Berawal dari perkenalan itu, akhirnya pertemuan berlanjut ke salah satu pesta yang diadakan oleh si lelaki. Di pesta ini, berawal dari ciuman lembut lalu berakhir dengan pemerkosaan yang dilakukan oleh si cowok terhadap mahasiswa cewek itu. Ketika mengadukan masalah ini kepada psikolog (?), akhirnya masalah baru muncul karena pertanyaan yang diberikan lebih memberatkan si cewek yang sedang menghadapi trauma. Ketika si cewek datang lagi ke tempat si cowok dan menuntut permintaan maaf karena telah memperkosanya, akhirnya terjadi kecelakaan di mana si cewek mendorong si cowok hingga terjatuh dari lantai dua. Pembunuhan tidak terencana itu justru menginspirasi si cewek dalam melukis.  Bermodalkan mencari cerita di forum mengenai kasus yang serupa sepertinya akhirnya d...

Review Film The Labyrinth : Sekolah Hantu ala Korea

Udah tahu sekolahnya penuh hantu, tapi malah datang malam-malam ke sekolah. Awalnya gue sendiri kesal kenapa ceritanya harus seperti itu. Tapi semakin jauh ceritanya, justru semakin menarik untuk diikuti. Penggambaran hantu di sini pun bisa dibilang lebih dari cukup. Bukan hanya mengandalkan scoring mengagetkan, namun dirasa lebih masuk akal juga karena dibuat benar-benar terlihat seperti manusia pada awalnya, lalu berubah menjadi berbeda pada akhirnya. Kenapa gue bilang masuk akal? Karena normalnya ya mereka gak akan terlihat berbeda kecuali memang sengaja ingin menampakkan diri dengan bentukan yang berbeda. It might takes a minutes or more to realized they are not the thing we just saw a moments ago . Misteri yang dicoba untuk dipecahkan di film ini sebenarnya sederhana. Hanya ingin mencari tahu apa yang terjadi beberapa waktu sebelumnya mengenai kasus pembulian yang dilakukan oleh beberapa siswa nakal di sekolah itu. Dan kebetulan, ibu dari siswa yang dibuli ini adalah seorang dukun...